banner 728x250

Puan Maharani: Awasi Ketat Harga Minyak Goreng di Pasaran!

Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani. Foto: Ist/Man.

Sidoarjoraya.com, Jakarta – Menyusul pencabutan larangan ekspor minyak goreng dan turunannya, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani meminta pemerintah memantau Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng secara optimal di pasaran. Pasalnya, harga minyak goreng terkini masih jauh dari HET yang ditentukan pemerintah.

Baca juga: Kunjungi Pasar Muntilan, Jokowi Cek Langsung Harga Minyak Goreng

“Kami meminta Pemerintah mengawasi ketat harga minyak goreng di pasaran setelah ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya resmi dibuka kembali hari ini,” terang Puan dalam keterangan tertulisnya kepada Parlementaria, Senin (23/5/2022).

Berdasarkan informasi yang dirinya terima, per 23 Mei 2022, larangan ekspor sawit dan minyak goreng resmi dicabut seiring dengan pertimbangan pasokan minyak goreng di pasaran tetap bertambah. Namun hingga hari ini, harga minyak goreng curah masih dijual antara Rp18.000-Rp 19.000/kg dan minyak goreng kemasan 2 liter masih dijual seperti hari-hari sebelumnya di kisaran Rp 45.000-Rp 52.000.

Baca Juga:  Presiden Jokowi : Keselamatan Masyarakat Saat Mudik Prioritas Utama Pemerintah

Baca juga: Jokowi Siapkan Kebijakan Antisipasi Lonjakan Harga Pangan

Lebih lanjut, Puan menilai penerapan subsidi yang tidak merata dilaporkan menjadi salah satu penyebab tidak sesuainya harga minyak goreng dengan ketentuan HET. “Setiap saya kunjungan ke daerah, saya selalu menyempatkan untuk mengecek harga komoditas pangan di pasar. Dan sampai sekarang, baik pedagang maupun pembeli masih mengeluhkan harga minyak goreng yang masih mahal,” ucapnya.

Baca juga: Bupati Sidoarjo Bikin Gerakan “Ayo Belanja Produk Lokal” Untuk Mendongkrak Penjualan Produk UMKM 

Oleh karena itu, jelas Puan, langkah strategis yang harus dilakukan pemerintah pusat adalah berupaya menggandeng seluruh pemerintah daerah dalam melakukan pemantauan di seluruh wilayah, termasuk mengenai pemerataan subsidi minyak goreng. Kemudian, kesejahteraan para petani sawit serta tenaga kerja di industri sawit tidak terabaikan. Sehingga, stabilitas harga pangan tetap terjaga.

Baca Juga:  Wisuda Purna Siswa SMAN 4, Bupati Sidoarjo: 40 Persen Kesuksesan Ditentukan Dari Besarnya Effort

Baca juga: Dubes Swiss Tertarik dengan Manajemen Pengelolaan Sampah di Sidoarjo yang Ramah Lingkungan

“Apalagi, minyak goreng memang menjadi salah satu bahan pangan pendukung untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Stabilitas pasokan minyak goreng di pasar mesti diperhatikan agar tidak terjadi aksi borong minyak goreng saat turun harganya,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini.

Selain itu, Puan mendorong pemerintah melakukan sosialisasi sekaligus operasi pasar secara konsisten. Hal ini penting guna mencegah aksi pemborongan atau penyelundupan minyak goreng seperti yang pernah terjadi sebelumnya yang berdampak terhadap kelangkaan minyak goreng di pasaran.

Baca Juga:  Wabup Sidoarjo Kunjungi Korban Terjangan Puting Peliung dan Banjir di Kecamatan Taman

Baca juga: Jalan Rusak di Kawasan Buduran Disidak, Gus Muhdlor Pastikan Sebelum Akhir Mei Sudah Diperbaiki

Terakhir, Puan meminta pemerintah melakukan evaluasi berkala atas kebijakan pencabutan larangan ekspor sawit dan minyak goreng. Menurutnya, pembukaan keran ekspor CPO dan turunannya harus diuji keberhasilannya. “Jangan sampai kita kembali memutar roda yang sama. Minyak langka karena ulah segelintir pihak yang ingin ambil keuntungan lebih, lalu berdampak pada naiknya harga. Pada akhirnya, masalah ini jadi pengulangan terus menerus,” pungkas Puan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *