Selain memberdayakan para penjahit kampung, Bupati Ipuk bersama Forkopimda Banyuwangi juga memborong bendera yang dijual oleh sejumlah PKL di pinggir jalan.
“Bendera-bendera itu nanti dibagikan gratis. Ada yang dibagikan ke nelayan, karena sebagian kemarin saya lihat bendera di perahunya sudah agak kusam. Juga dibagikan ke petani, warga di desa-desa, dan sebagainya,” jelas bupati perempuan tersebut.
Program pemberdayaan penjahit kampung dari Bupati Ipuk itu disambut antusias para penjahit. Supriyanto, seorang penjahit penyandang disabilitas, merasa terhormat bisa ikut dilibatkan menjahit Merah-Putih. “Semoga nanti bendera yang saya buat bermanfaat dan membanggakan bagi yang memakainya nanti,” kata penjahit asal Kampung Bakungan, Glagah, tersebut.
Di acara pembuatan bendera itu, Supriyanto menargetkan bisa membuat 20 bendera. Sehari-hari Supriyanto menerima pesanan jahit di runahnya. “Saya terharu bisa diikutkan memproduksi bendera Merah-Putih, di momen menjelang peringatan kemerdekaan,” ujarnya.
“Seru. Ini pertama kalinya ada pembuatan bendera serentak dan melibatkan banyak penjahit seperti ini. Terima kasih penjahit kecil seperti saya dilibatkan,” imbuh Purwati, penjahit asal Kelurahan Giri, semringah.