banner 728x250

Makam Sarip Tambakoso Ditemukan di TPU Kwadengan Lemahputro, Lokasinya Tidak Jauh dari Alun-Alun Sidoarjo

Sarip Tewas Disergap Polisi Belanda, Ditembak dengan Peluru Emas dan Perak

Makam Sarip Tambakoso di TPU Kwadengan, Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo.

MENARAJATIM.ID, Sidoarjo – Kamis, (18/8/2022). Penelusuran jejak makam Sarip Tambakoso yang dilakukan budayawan Sidoarjo M. Wildan bersama dengan timnya akhirnya menemui titik terang. Mereka adalah utusan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor yang diberi tugas menggali sejarah-sejarah kota Delta. Salah satunya adalah menelusuri jejak Sarip Tambakoso, tokoh legenda masyarakat Sidoarjo dan Jawa Timur.

 

Berbekal dokumen pemberitaan berbahasa Belanda yang diterbitkan tahun 1912 akhirnya jejak Sarip Tambakoso bisa terlacak. Dari bekal media kolonial itu, jejak jasad Sarip dimakamkan mengarah pada makam yang lokasinya berada tidak jauh dari Alun-alun Sidoarjo. Sarip dimakamkan di TPU Kwadengan Kelurahan Lemah Putro, Kecamatan Sidoarjo.

Baca Juga:  Bupati Gus Muhdlor Ajak Warga Sidoarjo Kompak, Guyub, Rukun Demi Kelancaran Pembangunan Ekonomi

Tanpa dokumen itu, nama Sarip hanya menjadi legenda dan cerita rakyat saja. Padahal, sosok Sarip benar adanya. Sosok robin hood itu dikagumi masyarakat Jawa Timur khususnya Sidoarjo. Ia dianggap simbol perlawanan pribumi terhadap kesewenang-wenangan pemerintah kolonial.

 

Pada dokumen media berbahasa Belanda yang diterbitkan Februari dan Maret 1912. Polisi Belanda mengepung tempat persembunyian Sarip.  Informasi persembunyian Sarip diperoleh Belanda dari mata-mata yang sudah lama ditugaskan untuk mematai-matai buruan kolonial itu, termasuk membocorkan pengapesan kekuatan Sarip. Saat itu Sarip berada di rumah saudaranya, bernama Ma’ruf di Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru. Tak butuh waktu lama, polisi kemudian bergerak cepat mengepung rumah Ma’ruf. Belasan polisi dilengkapi senjata laras panjang sudah mengepung rumah Ma’ruf dari berbagai penjuru.

Baca Juga:  Pemkab Sidoarjo Mendapat Predikat "Cetar" Pada Jatim Bereucracy Fest 2022

Operasi itu membuahkan hasil. Peluru terbuat dari emas dan perak berhasil bersarang ke dada Sarip. Sarip pun ambruk. Polisi dan pejabat belanda yang datang saat itu ikut memastikan bahwa Sarip sudah tewas. Peristiwa itu terjadi siang hari sekitar pukul 11.00 Wib pada 30 Januari 1912 seperti yang tertulis pada media berbahasa Belanda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *