banner 728x250

Bupati Sidoarjo Minta Kader Kesehatan Jadi Provokator Kebaikan

Menarajatim.id, Sidoarjo – Senin, (29/1/2024). Sidoarjo Self Governing Community (SGC) diterapkan Bupati Ahmad Muhdlor Ali dalam membangun kota Delta. Ia menyadari bahwa keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam mewujudkan pembangunan yang berorientasi pada kemandirian masyarakat. 

Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu akan menempatkan RT RW sebagai komunitas yang mandiri dan partisipatif dalam mengatasi problem lingkungan di wilayah masing-masing. Termasuk juga peran kader kesehatan dalam pembangunan kesehatan. 

Sidoarjo Self Governing Community adalah salah satu upaya Pemkab Sidoarjo untuk mendorong masyarakat menghidupkan kemandirian dalam mengelola kampung atau desanya. Menjadi desa atau kelurahan yang mandiri dalam manajemen kemasyarakatan.

“Bupati tidak mungkin membangun Kabupaten Sidoarjo sendirian, sehingga saya harapkan kader kesehatan membantu agar Sidoarjo lebih baik lagi,” ucap bupati Gus Muhdlor. 

Baca Juga:  KPK Apresiasi Kerjasama Penelusuran Aset Bersama PPATK

Menurutnya sekuat-kuatnya dirinya menjalankan pembangunan, akan percuma tanpa dukungan masyarakat. Oleh karenanya ia akan melibatkan elemen masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan. Seperti keterlibatan elemen terkecil di masyarakat yakni RT. Setiap RT akan didorongnya ikut terlibat dalam pembangunan. Ia akan bagikan insentif per RT di tahun 2024 ini. Besarnya Rp.500 ribu perbulan sebagai stimulus untuk ikut mensukseskan pembangunan. 

“Insentif ini sebagai bentuk stimulus kepada masyarakat untuk bersama-sama memajukan Kabupaten Sidoarjo, dengan bergerak bersama, kemajuan Sidoarjo akan semakin cepat,”ucapnya. 

Gus Muhdlor menyampaikan tahun 2024 ini, lima program penguatan kebersamaan akan dijalankannya. Lima gerakan bersama akan dilakukan di tingkat RT. Gerakan untuk menumbuhkan dan memperkokoh partisipasi warga itu dilombakannya. Hadiahnya Rp. 300 juta bagi RT yang berhasil memajukan lingkungannya. Lima program itu RT Sehat, RT Mandiri Sejahtera, RT Asri, RT Berbudaya dan RT Jimpitan. Kader kesehatan diharapkan dapat ikut mensukseskan program  tersebut.

Baca Juga:  Jembatan Kali Cantel Sedati Sudah Dibuka, Proyek Selesai Lebih Cepat Dari Target

“Keluar dari sini, kader kesehatan harus jadi lokomotif perubahan Kabupaten Sidoarjo, kader kesehatan juga harus mampu menjadi provokator kebaikan di Kabupaten Sidoarjo,”ucapnya. 

Menurut Gus Muhdlor permasalahan ODF yang tidak pernah tuntas sampai hari ini disebabkan  paradigma pembangunan yang bersifat top down. Masyarakat tidak pernah diajak berdialog dalam menyelesaikan permasalahan ODF. Dikatakannya tiga puluh tahun lalu pemerintah hanya fokus membangun WC komunal tanpa membangun kesadaran masyarakat. Namun mulai tahun 2024 ini, paradigma pembangunan seperti itu akan berubah.

“Meskipun dibangunkan WC komunal tetapi tetap saja memilih disungai, itu terjadi karena masyarakatnya tidak pernah diajak dialog, tidak pernah di edukasi dan sosialisasi, pemerintah syukur bangun, itulah kenapa sampai 30 tahun kita masih gagal mengurusi ODF,”ujarnya.

Baca Juga:  Pemkab Sidoarjo Mulai Kerjakan Relokasi Makam dan Masjid Desa Kedungrejo Waru

Sosialisasi Percepatan Penurunan AKI, AKB dan Stunting yang digelar Dinas Kesehatan tersebut diikuti oleh Kader Kesehatan di tiga kecamatan. Antara lain Kader Kesehatan dari Kecamatan Sidoarjo, Buduran dan Kecamatan Candi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *