MENARAJATIM.ID, Batu Malang- Berbagai paham keislaman dan ideologi, mudah masuk dan memengaruhi masyarakat, di era keterbukaan internet dan media sosial. Seiring itu pula, organisasi Islam yang moderat di Indonesia (NU salah satunya, -red) , harus terus menguatkan diri agar tidak mudah terpecah belah oleh berbagai paham keislaman yang cenderung fundamental menjurus Radikal.
Gus Muhdlor, panggilan akrab Bupati Sidoarjo, menegaskan, penguatan organisasi sangat penting. Untuk mencapai itu semua kader NU harus bersatu dalam bingkai Aswaja. Tidak keluar dari relnya. Putra KH Agoes Ali Masyhuri itu mengatakan, saat ini sedang gencar gerakan mengajak ke ajaran ahlussunnah tanpa harus masuk dalam organisasi.
“Ini jangan sampai terjadi, tanpa masuk dalam organisasi maka akan mudah tercerai berai. Kurang kuat kalau jalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
Oleh karenanya Bupati muda ini mengajak kader-kader NU untuk memikirkan strategi penguatan organisasi, ditengah derasnya arus informasi yang berpotensi memecah belah NU, bahkan Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas umat Islam.
Sejarah membuktikan betapa besar peran umat Islam secara keseluruhan, Kyai, dan santri, dalam memerjuangkan maupun memertahankan kemerdekaan bangsa. Saat ini mungkin bukan kekuatan senjata yang berusaha memecah belah, namun pengaruh ideologi dan pemahaman Islam yang berbeda. (SM)