banner 728x250

Prabowo Subianto – Puan Maharani Masuk Jajaran Calon Presiden 2024, Kecuali Muhaimin Iskandar Ketum PKB

Jajaran calon presiden menurut hasil survey dari litbang Harian Kompas. Kamis, (24/2).

MENARAJATIM.ID, Sidoarjo – Nama Prabowo Subianto bertengger diurutan pertama mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Bahkan jika pemilihan presiden dilakukan sekarang menurut survey yang dilakukan Harian Kompas yang menang adalah Prabowo Subianto. Justru nama Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB tidak masuk dalam jajaran calon presiden.

Hidayat Surya Abadi, M.Sos pemerhati Komunikasi Publik yang juga berprofesi sebagai dosen di UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya) melihat sosok Prabowo Subianto diharapkan publik untuk memimpin Indonesia.

“Pengaruhnya dikalangan TNI dan memiliki hubungan dekat dengan kalangan tokoh Islam moderat membuat nama Prabowo masih mendominasi pada kancah pilpres 2024,” kata Hidayat. Kamis, (24/2/2022).

Alasan lainnya menurut Hidayat, sosok Prabowo merepresentasikan sikap ketegasan seorang pemimpin. Ini tidak lepas dari latar belakangnya yang pernah berkarir di TNI dan pernah memimpin Korps baret merah atau Kopassus.

Popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo yang berada di bawah Prabowo menurut Hidayat salah satu faktornya karena mesin PDIP belum memberikan mandat resmi kepada Ganjar Pranowo untuk maju pilpres 2024.

Baca Juga:  Gus Muhdlor Ajak Ibu-Ibu Sidoarjo Gabung Komunitas Muslimah MSB

DPP PDIP sendiri saat ini menurut Hidayat masih cenderung memunculkan nama Puan Maharani putri dari Megawati Soekarno Putri Ketua Umum PDIP. Saat ini Puan menjabat Ketua DPR RI.

Yang menjadi kuda hitam justru sosok Anies Baswedan. Dosen UINSA yang juga berkarir di dunia Jurnalis itu menilai sosok Anies yang tidak terikat sebagai kader partai manapun itu dinilai akan lebih leluasa melakukan komunikasi politik dengan banyak partai.

Selain karena sepak terjang Anies yang dinilai luwes dalam berhubungan dengan berbagai kalangan, selama menjabat Gubernur Jakarta Anies sangat diuntungkan karena setiap hari masuk dalam media massa.

“Keberhasilan membawa Jakarta bisa menjadi jualan politik Anies untuk mengantongi tiket dalam pilpres 2024,” ujar Hidayat.

Yang di luar dugaan adalah sosok Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB selama ini aktif menemui konstituennya ternyata tidak masuk dalam jajaran calon presiden hasil survey harian Kompas.

Baca Juga:  Perkuat Pendidikan Karakter Anak, Bunda PAUD Sidoarjo Luncurkan Buku Yuk Main ke Rumah Nenek

Padahal gerakan politik PKB dibawa Muhaimin sangat masif. Partai bentukan Gus Dur itu dibawa masuk ke dalam system gerakan PBNU di era KH. Said Aqil Siradj. Efeknya, elektabilitas partai PKB di pemilu 2019 cukup tinggi. Banyak kader PKB yang menduduki kursi legislatif DPR RI.

Menurut analisa Hidayat, kemungkinan sejarah lama konflik internal PKB antara Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dengan Muhaimin Iskandar masih mempengaruhi akar rumput. Warga NU yang menjadi simpatisan Gus Dur sangat mungkin belum bisa menerima sosok Muhaimin.

“Konstelasai politik PKB tidak bisa dilepaskan dari dinamika pergerakan NU. Apalagi kepengurusan PBNU sekarang ini digawangi kader Gus Dur yang militan. Keputusan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf yang memisahkan kepentingan politik dengan PBNU jelas membawa dampak besar pada gerakan politik PKB yang selama ini sudah terbangun mesra seperti anak dengan bapak, antara Muhaimin dengan KH. Said Aqil Sirodj. Tapi ini politik, semua bisa berubah dengan cepat,” terang Hidayat.

Baca Juga:  54 Panwascam Kabupaten Sidoarjo Resmi Dilantik

Hasil survey Kompas yang dirilis beberapa hari yang lalu itu memunculkan sederet nama calon persiden 2024. Yang pertama Prabowo Subianto 26,5 persen, Ganjar Pranowo 20,5 persen, Anies Baswedan 14,2 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 4,9 persen, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY 3,7 persen, Basuki Tjahya Purnama alias Ahok 2,9 persen, Ridwal Kamil 2,6 persen, Tri Rismaharini 2,6 persen, Andika Perkasa Panglima TNI 2 persen, Gatot Nurmantyo mantan Panglima TNI 1,4 persen, Erick Tohir 1,1 persen, Mahfud MD 1,1 persen, Puan Maharani 0,6 persen, lainnya 4,1 persen, tidak ada/tidak tahu/rahasia 11,8 persen.

Survei itu melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak di 34 provinsi. Metode yang digunakan memakai metode pencuplikan sistematis dengan tingkat akurat 95 persen dan margin of error 2,8 persen penarikan sampel acak sederhana. Hasil itu menurut Kompas masih dimungkinkan kesalahan pemilihan sampel bisa terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *